Lebih dari sekadar agenda tahunan, momen ini menjadi momentum penguatan komitmen pemerintah dan masyarakat dalam membangun budaya bersih-bersih yang berkelanjutan, mulai dari lingkungan rumah tangga, tempat kerja, hingga ruang publik.
Bupati OKI: Kebersihan Dimulai dari Rumah
Bupati OKI, H. Muchendi Mahyudin, menegaskan bahwa menjaga kebersihan lingkungan harus menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan hanya saat peringatan tertentu. Hal ini disampaikannya saat memimpin langsung aksi gotong royong di pelataran Sungai Komering Kayuagung.
“Membersihkan lingkungan bukan hanya saat ada peringatan seperti World Cleanup Day. Ini harus menjadi kebiasaan yang dimulai dari rumah masing-masing. Di kantor pun begitu. Setiap pekan, setiap hari Jumat, seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkab OKI melaksanakan bersih-bersih lingkungan kantor,” ujar Muchendi.
Gerakan Jumat Bersih dan Kompetisi Kebersihan
Pemkab OKI secara konsisten menggalakkan gerakan Jumat Bersih yang melibatkan seluruh ASN dan pegawai di lingkungan pemerintahan. Selain itu, kegiatan gotong royong juga dicanangkan di seluruh desa.
“Ada kompetisi gotong royong desa juga penilaian kantor paling bersih dan kantor paling kotor. Yang bersih akan diapresiasi, sementara yang kotor akan diberikan evaluasi dan pembinaan. Ini cara kami membangun budaya bersih yang konsisten,” jelas Muchendi.
Partisipasi Aktif Masyarakat
World Cleanup Day 2025 di OKI melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas, sekolah, organisasi masyarakat, dan warga di berbagai kecamatan.
Aksi bersih-bersih dilakukan serentak di titik-titik strategis seperti pasar, fasilitas umum, lingkungan sungai, dan kawasan pemukiman padat.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.
“Kami ingin menanamkan pada masyarakat bahwa bersih itu budaya. Bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk setiap hari. Karena lingkungan yang bersih adalah cerminan hidup yang sehat, tertib, dan beradab,” pungkas Bupati Muchendi. (*/Lisin)
