
Hal ini dikonfirmasi melalui kunjungan lapangan Ketua Panitia Munas SWI, Prof. Dr. Ir. Supiyat Nasir, M.B.A, pada Jum’at (12/12/2025) malam pukul 23.30 WIB.

Desa yang dikenal sebagai Desa Wisata Kampus Kopi ini dipilih sebagai lokasi acara besar yang diharapkan memberi dampak nasional pada gerakan peduli lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Kedatangan Prof. Supiyat langsung disambut Kepala Desa Banyuanyar, Komarudin, S.T – seorang pemimpin yang dikenal gigih, kreatif, dan visioner.

“Desa Banyuanyar siap mendukung dan menjadi tuan rumah yang baik. Kami bangga bisa menjadi bagian dari gerakan besar peduli lingkungan ini,” ungkap Komarudin dalam sambutannya.
Perkembangan Desa Banyuanyar patut diperhatikan: dari kondisi minim fasilitas, kini desa yang terletak di sepanjang jalan Raya Solo-Semarang ini menjelma menjadi desa maju dengan berbagai usaha produktif.
Desa ini juga memiliki batik asli dengan motif Sekar Puspa Kawruh Jati (yang menggabungkan ikon keris dan kopi) yang sudah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Prof. Supiyat menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan pesat Banyuanyar serta kesiapan pemerintah desa dan masyarakat.
Ia optimistis bahwa desa yang terdiri dari 7 dukuh ini akan menjadi lokasi ideal untuk menyukseskan Munas SWI yang dijadwalkan Mei 2026 mendatang.
“Kunjungan ini adalah langkah krusial untuk memastikan kelancaran persiapan. Kami yakin acara ini tidak hanya sukses, tapi juga memberikan dampak berkelanjutan bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal serta nasional,” tegas Prof. Supiyat.
Dengan hadirnya 10 ribu relawan, Munas SWI 2026 di Banyuanyar diharapkan menjadi tonggak gerakan peduli lingkungan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat – membuktikan bahwa desa yang dulu tertinggal bisa menjadi pusat perhatian acara nasional yang bermakna. (*/Red)
(RILIS: 020/HUM-DPP/SWI/XII/2025 | Tanggal Rilis: 12/12/2025 | Waktu: 23.30 WIB)











